Tahukah Anda? Hong Kong Pernah Menampung Sebanyak 200,000 Pengungsi Dari Vietnam
Bagi yang tinggal di Hong Kong sejak tahun 1970 - 1990an pasti mengetahui masalah pengungsian sejumlah besar penduduk Vietnam ke Hong Kong yang disebabkan karena perang saudara di Vietnam pada tahun 1961-1975.
Setelah tentara Vietnam Selatan dikalahkan oleh tentara Vietnam Utara tanggal 30 April 1975, banyak penduduk yang merasa takut dengan pemerintah baru Vietnam maka mereka mulai melarikan diri. Pada tanggal 4 Mei 1975 sebanyak 3743 penduduk Vietnam melarikan diri ke Hong Kong dengan menggunakan sebuah kapal kargo dan semua diterima oleh pemerintah Hong Kong pada waktu itu.
Pemerintah Hong Kong sempat menolak pengungsi dari Vietnam
Pada bulan Desember 1978 sebanyak 2700 penduduk Vietnam juga menggunakan sebuah kapal kargo kembali memasuki wilayah Hong Kong. Pada waktu itu pemerintah tidak memperbolehkan mereka turun dari kapal, tetapi setelah 1 bulan pemerintah Hong Kong mengalah dan menerima semua pengungsi Vietnam ini.
Pada bulan 8 Februari 1979 sebuah kapal kargo 3500 ton dengan 2600 penduduk Vietnam memasuki perairan Hong Kong tetapi mereka juga tidak diperbolehkan turun dari kapal oleh pemerintah Hong Kong. Setelah 4.5 bulan, ada pengungsi yang mencoba memotong rantai jangkar kapal dan menyebabkan kapal tersebut terbawa oleh ombak besar. Kapal tersebut pada akhirnya menabrak batu karang di sekitar Lamma Island dan semua pengungsi Vietnam yang ada di kapal itu berhasil diselamatkan dan ditangkap oleh pihak Kepolisian Hong Kong. Mereka kemudian di tempatkan di sebuah kamp pengungsi yang sangat padat yang ditempati oleh lebih dari puluhan ribu orang di sana. Hal tersebut kemudian menjadi sorotan dunia.
Hong Kong resmi menjadi tempat penampungan sementara pengungsi dari Vietnam
Pada bulan Juli 1979, pemerintah Britania Raya di kota Geneva, Swiss menandatangani sebuah Konvensi Internasional yang menjadikan Hong Kong sebagai First Port of Entry 第一收容港 (dai6 yat1 sau1 yung4 gong2) bagi para pengungsi dari Vietnam. Hal tersebut menyebabkan pemerintah Hong Kong harus menerima semua pengungsi dari Vietnam untuk sementara waktu. Kemudian negara barat seperti Amerika Serikat atau Eropa akan membuat seleksi terhadap mereka dan memilih untuk menerima siapa saja yang diperbolehkan tinggal di negara mereka. Bagi yang tidak terpilih, pemerintah Hong Kong mempunyai tanggung jawab untuk memulangkan mereka ke Vietnam.
Sampai dengan tahun 1980 pemerintah Hong Kong telah menerima sebanyak 100,000 pengungsi dari Vietnam.
Sebuah berita palsu membuat semakin banyak pengungsi Vietnam di Daratan China masuk ke Hong Kong
Pada tahun 1983 sebuah berita palsu menyebar di antara pengungsi Vietnam di Daratan China bahwa Hong Kong akan menerima pendatang yang masuk ke Hong Kong secara ilegal menjadi penduduk Hong Kong. Pada waktu itu terdapat banyak pengungsi Vietnam di Daratan China yang mencoba masuk ke wilayah Hong Kong, maka pada tanggal 16 Juni 1988 pemerintah Hong Kong mengeluarkan peraturan Comprehensive Plan of Action 甄別政策 (yan1 bit6 jing3 chaak3). Peraturan tersebut adalah untuk mengategorikan pendatang dari Vietnam sebagai pengungsi politik atau pengungsi karena masalah ekonomi. Jika pengungsi tersebut dikategorikan sebagai pengungsi masalah ekonomi, maka mereka akan dianggap pendatang ilegal dan akan dipulangkan ke Vietnam.
Pemberontakan besar dari pengungsi Vietnam yang akan dipulangkan
Pada tahun 1990an, pemerintah Hong Kong mulai melaksanakan operasi untuk memulangkan pengungsi Vietnam yang tidak memenuhi persyaratan sebagai pengungsi politik. Sebelumnya pemerintah Hong Kong telah membuat sebuah perjanjian dengan pemerintah Vietnam bahwa pemerintah Vietnam tidak akan menganiayai para pengungsi yang akan dipulangkan ke Vietnam.
Operasi tersebut sering kali mendapat perlawanan dari para pengungsi yang hendak dipulangkan dan pada akhirnya menyebabkan kerusuhan di kamp penampungan. Pada bulan April 1994 terjadi sebuah kerusuhan besar di salah satu kamp penampungan pengungsi Vietnam yaitu Whitehead Detension Centre 白石船民中心 (baak6 sek6 syun4 man4 jung1 sam1) dan kerusuhan ini menyebabkan 24 pengungsi yang meninggal dan 18 pengungsi dituduh melakukan pembunuhan.
Pada tanggal 10 Mei 1996 ratusan pengungsi membakar dan merusak fasilitas dalam Whitehead Detension Centre dengan senjata yang terbuat dari batu, pipa air dan lainnya. Selain itu juga terdapat lebih dari 10 petugas yang di sandera dan sebanyak 53 kendaraan dan 26 kamp terbakar dan lebih dari 200 pengungsi melarikan diri.
Pemerintah Hong Kong mengakhiri peran sebagai First Port of Entry setelah pemerintah China mengambil kembali kedaulatan atas Hong Kong
Pada tanggal 30 Juni 1997, yaitu malam sebelum pemerintah China mengambil kembali kedaulatan atas Hong Kong, Hong Kong masih mempunyai 3400 pengungsi dari Vietnam, di antaranya 1400 adalah pengungsi politik, 900 adalah pengungsi karena masalah ekonomi dan sisa 1100 dianggap memasuki wilayah Hong Kong secara ilegal. Di antara 1400 pengungsi politik ini terdapat sekitar 50% yang pernah melakukan pelanggaran hukum di Hong Kong, maka sangat sulit bagi mereka untuk diterima oleh negara-negara lain.
Pemerintah Hong Kong pada tanggal 9 Januari 1998 resmi mengakhiri peran Hong Kong sebagai First Port of Entry bagi pengungsi dari Vietnam, kemudian pada tahun 2000 pemerintah Hong Kong memberikan status penduduk bagi semua pengungsi Vietnam yang masih tersisa di Hong Kong. Sampai pada akhir tahun 2005, diperkirakan sebanyak 1385 pengungsi Vietnam yang diberikan status penduduk dan menetap di Hong Kong.
PBB masih mempunyai hutang besar kepada pemerintah Hong Kong
Ketika pemerintah Britania Raya menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nation) untuk menjadikan Hong Kong sebagai First Port of Entry bagi pengungsi Vietnam, beban keuangan pemerintah Hong Kong mulai melonjak, karena pemerintah Hong Kong membutuhkan biaya sebesar HK$12,000 per tahun untuk 1 pengungsi. Biaya tersebut seharusnya ditanggung oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (Office of the UN High Commissioner for Refugees), namun sampai pada tahun 1998 hutang dari mereka terhadap Hong Kong telah mencapai sebesar HK$1,162,000,000 dan sama sekali belum dikembalikan sampai saat ini.