Tentang Penulis: #36 Kembali Mengunjungi Setelah 7 Tahun Meninggalkan Indonesia
Indonesia pada tanggal 5 Maret 1999 resmi memberikan pemegang paspor Hong Kong SAR untuk bebas visa kunjungan ke Indonesia selama 30 hari. Setelah melewati masa percobaan di perusahaan Inggris tempat saya bekerja pada awal tahun 2000, saya meminta cuti selama 7 hari dan membeli tiket untuk ke Jakarta dan menemui teman-teman saya. Kemudian saya memberitahukan salah satu sahabat saya di Jakarta yang bernama William dan dia segera menawarkan menjemput saya dan menginap di rumahnya.
Proses mengenal sahabat di Jakarta yang bernama William
Di artikel-artikel sebelumnya saya pernah menceritakan bahwa setelah saya belajar cara penggunaan email pada tahun 1995, saya mengenal seorang teman Indonesia melalui sebuah situs persahabatan khusus untuk orang Indonesia yang mempunyai email pada waktu itu. Teman baru tersebut memberitahukan saya bahwa dia mempunyai rencana mengunjungi Hong Kong bersama keluarganya dan juga keluarga teman ayahnya. Saya merasa gembira pada waktu itu karena akan bertemu dengan teman-teman baru dari Indonesia.
Teman saya mengunjungi Hong Kong pada akhir tahun 1996 dan menginap di daerah Causeway Bay pada waktu itu. Kemudian saya membawa teman saya, adik perempuannya dan teman mereka yang bernama William mengelilingi Hong Kong setelah pulang kerja dan pada hari libur. Usia kami hampir sama, maka kami menghabiskan waktu-waktu yang menyenangkan.
Ketika mereka kembali ke Indonesia kami merasa sedih karena kami tidak tahu kapan akan bertemu lagi. Namun demikian, kami masih sering berkomunikasi melalui email dan perangkat lunak Freetel yang saya pernah cerita di artikel sebelumnya.
William kembali mengunjungi Hong Kong bersama ayahnya
Setahun kemudian, William kembali mengunjungi Hong Kong karena menemani ayahnya yang ada urusan bisnis di Hong Kong. Saya sangat gembira pada waktu itu jika ada teman Indonesia yang datang berkunjung. Saya membawa mereka jalan-jalan mengelilingi Hong Kong dan mencicipi makanan lokal. Akhirnya ayahnya juga menjadi akrab dengan saya. Pada waktu itu mereka datang ke Hong Kong 1 atau 2 kali dalam satu tahun dan anggota keluarga William lainnya juga menjadi akrab dengan saya.
Saya kembali mengunjungi Indonesia pada tahun 2000
Ini adalah pertama kalinya saya kembali mengunjungi Indonesia setelah 7 tahun meninggalkan Indonesia pada tahun 1993. Pada saat saya menuju bandara Hong Kong, saya merasa sangat gembira serta tegang, karena telah 7 tahun saya tidak pernah mengunjungi Indonesia. Setelah pesawat mendarat dan melewati proses imigrasi, saya melihat William bersama beberapa temannya sedang menunggu saya dan mengajak saya makan kemudian membawa saya menginap di rumahnya. Sampai saat ini saya selalu menginap di rumah William jika mengunjungi Indonesia.
Tempat-tempat yang paling ingin saya kunjungi adalah sekolah SMP saya yaitu Don Bosco Pondok Indah. Sangat di sayangkan adalah lahan tanah lama sekolah telah dibeli oleh Rumah Sakit Pondok Indah dan yang saya kunjungi pada waktu itu adalah gedung sekolah baru di lokasi yang berbeda. Kepala sekolah Bapak Wayong juga telah meninggal dunia. Namun demikian saya sudah merasa puas dapat bertemu dengan guru-guru yang pernah mengajar saya.
Kemudian saya juga melewati rumah saya yang dulu. Bangunannya tidak berubah, tetapi lapangan kosong di depan rumah telah menjadi sebuah sekolah TK. Selain itu saya juga bertemu dengan beberapa teman-teman sekolah lama saya dan beberapa teman yang saya kenal melalui email yang sebagian besar masih berteman sampai saat ini.
Sering mengunjungi Indonesia sebelum masa pandemi Covid-19
Setelah kunjungan saya ke Indonesia pada tahun 2000, saya beberapa tahun sekali akan mengunjungi Jakarta untuk bertemu dengan guru-guru, teman-teman dan sepupu-sepupu saya dari tante nomor 2 di sana. Pada tahun 2018 saya memulai bisnis fotografi yang membuat saya kenal banyak sekali teman-teman baru dari Indonesia yang berasal dari berbagai kota yang berbeda. Sejak itu saya juga mencoba mengunjungi kota-kota lain di Indonesia.
Di artikel berikutnya saya akan menceritakan bagaimana saya bertemu kembali nenek saya di Hong Kong secara tidak disengaja sekitar tahun 2001.