Tentang Penulis: #27 Diusir Saudara-Saudara Hong Kong Dan Makan Siang Hanya 1 Piring Sayur Dibagi Berempat
Setelah saudara ayah di Chai Wan meminta kami segera pindah, maka ibu saya menghubungi salah satu kakak di Hong Kong yang nomor 2 agar menampung kami sekeluarga untuk sementara waktu.
Tinggal di rumah paman Hong Kong nomor 2 di Tsing Yi
Kemudian kami berempat membawa koper-koper kami yaitu 2 kantong merah putih biru yang sering dipakai oleh orang lokal Hong Kong untuk menyimpan barang. Pada waktu itu kami harus berhemat sehingga ibu saya terkadang hanya memasak 1 piring sayur sebagai lauk untuk kami makan berempat pada jam makan siang.
Diusir oleh istri paman Hong Kong nomor 2
Paman mempunyai 4 anak perempuan yang sudah SMA dan kuliah dan semua masih tinggal dengan mereka. Rumah paman memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar untuk paman dan istrinya, 2 kamar lain dipakai oleh 4 kakak-kakak sepupu saya. Setelah kami di rumah mereka, mereka berempat tinggal di satu kamar dan kami berempat di satu kamar. Adik perempuan saya dan saya di ranjang bagian atas dan orang tua di bagian bawah.
Sebulan kemudian, istri paman saya dengan nada bicara yang tidak enak meminta kami untuk mencari tempat lain dengan alasan rumah mereka terlalu penuh dan kami telah mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Kami tidak marah kepada mereka, karena apa yang istri paman katakan adalah kenyataan.
Saya menjadi kecewa pada waktu itu karena melihat saudara-saudara Hong Kong yang dulunya baik dan menghormati orang tua saya sekarang jadi memandang rendah kepada kami. Sejak itu sampai saat ini kami tidak pernah berhubungan lagi dengan saudara-saudara ayah dan kedua kakak ibu saya yang di Hong Kong.
Tinggal di rumah anak perempuan dari paman pertama Hong Kong
Kebetulan anak perempuan dari kakak laki-laki ibu paling tua di Hong Kong yang belum pernah kami temui datang berkunjung ke Tsing Yi. Setelah dia mengetahui keadaan kami maka ia mengajak kami tinggal di rumahnya di daerah Tin Hau.
Usia sepupu perempuan saya hampir seumur dengan ibu saya dan dia adalah seorang agen properti. Karena dia tinggal di rumah yang besar sendirian, maka ia tidak keberatan jika kami tinggal bersama dia.
Pada mulanya sikap dia terhadap kita sangat baik, tetapi suatu hari sikapnya berubah dan mencarikan sebuah apartemen kecil yang sudah terbagi menjadi 2 unit dan salah satu unit adalah tempat di mana kami dipindahkan. Perubahaan sikap tersebut disebabkan karena sepupu perempuan percaya dengan seorang teman baiknya yang mempunyai ilmu Feng Shui dan berkata bahwa dengan adanya kita di rumah itu akan mendatangkan sial.
Beberapa tahun kemudian, kakak sepupu perempuan ini bermusuhan dengan teman baiknya yang ahli Feng Shui. Kemudian dia yang pada mulanya mempunyai 5 apartemen mewah di Hong Kong menjadi bangkrut. Orang tua saya pada waktu itu juga memberikan bantuan uang kepada dia sebagai balas budi karena ia pernah menolong kami pada waktu kami susah.
Ayah saya dan saya mulai mencari kerja
Kami telah kembali ke Hong Kong beberapa bulan lamanya dan masih belum mendapat kabar dari tante nomor 2, maka ayah saya memutuskan mulai mencari kerja dan mencari sekolah SD di Hong Kong buat adik saya.
Karena keadaan keuangan keluarga kami yang sangat buruk pada saat itu, maka saya juga harus mulai mencari kerja pada saat usia saya 16 tahun dan melanjutkan SMA di sekolah malam. Pada waktu itu usia 16 tahun sudah mulai bekerja bukan hal yang biasa di Hong Kong.
Di artikel selanjutnya saya akan menceritakan proses saya mencari kerja dan sekolah.