Tentang Penulis: #17 Sulit Mencari Sekolah Lokal Di Jakarta Yang Mau Menerima Saya
Setelah beberapa bulan les privat Bahasa Indonesia di rumah, tiba waktunya untuk tes masuk SMP di Indonesia. Meskipun kemampuan Bahasa Indonesia saya masih sangat terbatas, tetapi saya harus memberanikan diri untuk mengikuti tes di beberapa sekolah yang telah ibu dan tante nomor 2 saya pilih untuk saya.
Karena sepupu saya laki-laki juga masuk SMP kelas 1, maka tante sengaja agar kita masuk sekolah yang sama. Lalu kita sama-sama mengikuti tes masuk SMP di beberapa sekolah di daerah Jakarta Selatan. Pada mulanya kami menganggap mudah proses saya masuk sekolah SMP di Indonesia, tetapi kenyataannya tidak demikian dan bahkan saya pernah dipermalukan oleh seorang guru sewaktu saya mengikuti tes di salah satu sekolah.
Pernah diusir dan dipermalukan di salah satu sekolah sewaktu saya ikut tes masuk SMP
Sebagai seorang remaja asing yang baru belajar Bahasa Indonesia beberapa bulan, tes masuk SMP adalah sebuah hal yang sangat sulit bagi saya, karena saya tidak mengerti pertanyaan-pertanyaan pada tes tersebut.
Sewaktu saya mengikut tes di salah satu sekolah, seorang guru melihat apa yang saya jawab di atas kertas jawaban, kemudian dia marah dan menyuruh saya segera bereskan barang saya dan keluar dari ruang tes. Pada waktu itu saya langsung jadi pusat perhatian puluhan murid yang ikut tes tersebut dan saya merasa sangat malu. Sepupu laki-laki saya juga ikut tes tersebut dan ikut saya pergi dari sekolah itu. Kemudian kami bersama-sama naik bajaj kembali ke rumah, karena supir tante pada waktu itu masih ada tugas dan belum dapat datang menjemput kami.
Sekolah-sekolah lain keberatan menerima saya sebagai murid
Kami juga telah mencoba sekolah-sekolah SMP yang lain dan mereka merasa keberatan menerima saya sebagai murid setelah mengetahui saya seorang warga negara asing dan belum menguasai Bahasa Indonesia. Namun hal tersebut dapat dimengerti karena mereka takut dengan adanya saya di kelas akan menghambat proses pembelajaran murid-murid yang lain.
Bertemu dengan seorang kepala sekolah SMP yang baik hati
Sebelum kami putus asa dan memutuskan untuk masuk sekolah Internasional di Jakarta, ibu dan tante saya mencoba menemui seorang kepala sekolah di sebuah sekolah Katolik yaitu SMP Seruni Don Bosco Pondok Indah. Pada waktu itu kepala sekolah SMP tersebut bernama Bapak Wayong. Kesan pertama saya terhadap Bapak Wayong adalah beliau orang yang baik sekali tetapi juga sangat tegas. Setelah berbincang-bincang dengan ibu saya, Bapak Wayong mau memberikan kesempatan kepada saya untuk masuk sekolah tersebut dan sepupu saya laki-laki juga bersama saya masuk di sekolah yang sama..
Saya tidak memiliki kesempatan bertemu dengan Bapak Wayong lagi setelah saya kembali ke Hong Kong, karena beliau meninggal dunia beberapa tahun setelah saya kembali ke Hong Kong.