Tahukah Anda? Tahun 1990an Adalah Masa Jaya Klub Malam Di Hong Kong Dan Berpusat Di Tsim Sha Tsui
Tahun 1980an sampai dengan tahun 1990an dapat dikatakan adalah masa jaya Hong Kong. Ekonomi Hong Kong pada waktu itu mengalami lonjakan sehingga menjadi salah satu kota terbaik di Asia. Pada waktu itu lowongan pekerjaan yang sangat banyak sehingga penduduk dengan mudah pasti mendapat pekerjaan. Selain itu juga terdapat banyak cara untuk menjadi kaya dengan cepat seperti melalui jual beli saham yang dapat dikatakan pasti mendapat untung pada waktu itu.
Pada tahun 1980an sampai dengan tahun 1990an ini banyak penduduk lokal mendadak menjadi kaya dan ingin merasakan dunia malam yang gemerlapan. Oleh sebab itu industri hiburan secara otomatis juga mengalami masa jaya yang sama karena bertambahnya pelanggan-pelanggan. Salah satu contoh adalah bisnis klub malam.
Mulai ada Klub malam di Hong Kong sejak masa penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang atas Hong Kong yaitu tahun 1941-1945, mulai muncul bisnis prostitusi di Hong Kong. Pada waktu itu tercatat terbanyak pernah ada 500 tempat prostitusi yang beroperasi di Hong Kong. Selain memberikan pelayanan seksual, mereka juga memberikan pelayanan untuk menemani pengunjung berbincang-bincang dan minum minuman keras serta bernyanyi. Maka pada masa itu mulai muncul klub malam generasi pertama di Hong Kong. Pada waktu itu klub malam yang terkenal termasuk 金陵 [gam1 ling4], 陶園 [tou4 yun4], 香江 [heung1 gong1], 洞天 [dung6 tin1] dan lainnya.
Mulai muncul klub malam di area terbuka untuk penduduk kelas bawah pada tahun 1960an
Klub malam pada tahun 1960an sudah merupakan sebuah hiburan malam untuk penduduk kelas atas karena tarif yang tergolong tinggi. Oleh sebab itu, mulai muncul hiburan-hiburan di area terbuka yang dijuluki 平民夜總會 [ping4 man4 ye6 jung2 wui2] yang artinya adalah "Klub malam untuk rakyat jelata". Klub malam untuk rakyat jelata pertama yang didirikan terletak di Sheung Wan yang lokasi sekarang dekat dengan Hong Kong - Macau Ferry Terminal 港澳碼頭 [gong2 ou3 ma5 tau4]. Lapangan tersebut kemudian dinamakan sebagai 大笪地 [daai6 daat3 dei6] yang dapat diartikan sebagai "Sebuah lapangan yang luas". Di klub malam untuk rakyat jelata ini, para pengunjung dapat menikmati teh sekaligus mendengar nyanyian dan musik yang merdu dibawakan oleh pemain musik dan penyanyi perempuan.
Klub malam ala barat di Hong Kong yang hanya bertahan kurang lebih 10 tahun
Pada tahun 1960an juga muncul klub malam ala barat yang memberikan pelayanan berkualitas tinggi seperti band, penyanyi wanita yang menyanyikan lagu-lagu bahasa Kanton sekaligus bahasa Inggris dan memberikan menu makan malam ala barat. Selain itu, jenis klub malam ini pada umumnya didirikan di area-area paling aman di Hong Kong Island. Oleh sebab itu, klub malam ala barat pada waktu itu merupakan tempat favorit bagi para pengusaha melakukan hiburan dengan rekan-rekan bisnis mereka. Pada tahun 1970an, pengujung klub malam ala barat ini mulai menurun dan kemudian menghilang dari industri hiburan di Hong Kong.
Klub malam ala Jepang masuk Hong Kong pada masa jaya ekonomi Hong Kong
Ekonomi Jepang mulai mengalami masa jaya pada tahun 1970an, oleh sebab itu di Jepang bermunculan banyak sekali klub malam dengan wanita-wanita muda dan cantik untuk menemani para pelanggan berbincang, menyanyi dan minum minuman keras. Setelah itu sebagian pelanggan bahkan mengajak wanita-wanita ini untuk ke hotel agar memberikan pelayanan seksual untuk mereka dengan membayar mereka tarif yang sangat tinggi. Klub malam ala Jepang pada umumnya terdapat seorang karyawan wanita senior yang memimpin wanita-wanita ini.
Beberapa pengusaha Hong Kong mulai mendirikan klub malam ala Jepang ini di daerah Tsim Sha Tsui dan Wan Chai. Pada masa jaya ekonomi Hong Kong pada tahun 1980an - 1990an, klub malam ala Jepang menjadi klub malam utama yang terdapat di Hong Kong. Sebagian klub malam ala Jepang bahkan memiliki lebih dari 1000 karyawan yang bekerja untuk menghibur para pelanggan. Klub malam terbesar di Hong Kong waktu itu adalah China City Night Club 中國城夜總會 [jung1 gwok3 sing4 ye6 jung2 wui2], Club BBoss 大富豪夜總會 [daai6 fu3 hou4 ye6 jung2 wui2] dan Tonnochy Night Club 杜老誌夜總會 [dou6 lou5 ji3 ye6 jung2 wui2]. Mereka bahkan berani membayar untuk mempromosikan bisnis mereka melalui televisi lokal.
Pengunjung utama selain para pengusaha adalah para karyawan yang bekerja di dalam sektor finansial. Pada waktu itu dapat dikatakan banyak orang mendadak menjadi orang kaya melalui saham, untuk merasakan kehidupan orang kaya, hal pertama pasti adalah mengunjungi klub malam ala Jepang.
Bisnis klub malam mengalami hantaman sejak tahun 1997
Pada tahun 1997, seluruh wilayah Asia termasuk Hong Kong mulai dihantam oleh krisis ekonomi yang besar, meskipun dalam peperangan dengan para kapitalis radikal ini pemerintah Hong Kong menang, tetapi ekonomi Hong Kong telah mengalami dampak yang sangat besar, oleh sebab itu bisnis klub malam di Hong Kong juga mengalami penurunan yang sangat besar.
Pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) menyerang kota Hong Kong pada tahun 2003, hal tersebut kembali menghantam ekonomi Hong Kong. Meskipun pada akhirnya ekonomi pulih kembali, tetapi cara berpikir penduduk Hong Kong terhadap cara penggunaan uang telah berubah dan cenderung lebih berhati-hati ketika memakai uang atas hal-hal yang sebenarnya tidak benar-benar diperlukan.
Undang-Undang untuk melarang merokok di dalam ruangan tertutup berlaku juga untuk tempat hiburan seperti klub malam. Hal tersebut ternyata juga membawa dampak yang cukup besar untuk bisnis klub malam ini. Setelah itu klub malam China City Night Club tutup pada tanggal 10 Desember 2005, kemudian disusul oleh Tonnochy Night Club pada awal tahun 2011. Pemilik klub malam besar terakhir di Hong Kong yaitu Club BBoss pada bulan Juli 2012 menutup bisnis klub malamnya yang terletak di Tsim Sha Tsui, kemudian menjadikan lokasi tersebut sebuah pusat perbelanjaan untuk para pengunjung dari Daratan Tiongkok. Pemilik klub malam tersebut kemudian menjadi seorang pengusaha properti khusus properti-properti di Daratan Tiongkok.