Tahukah Anda? Fisikawan Jenius Albert Einstein Pernah Mengunjungi Hong Kong Sebanyak 2 Kali
Pasti semua orang tahu siapakah profesor Albert Einstein (1879-1955), etnis Yahudi yang lahir di Jerman dan memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat dan Swiss. Einstein adalah salah seorang fisikawan terbesar sepanjang masa dan terkenal atas pengembangan teori Relativitas, tetapi beliau juga membuat kontribusi penting terhadap pengembangan teori mekanika kuantum.
Einstein ternyata juga pernah mengunjungi Hong Kong sebanyak 2 kali. Pertama kali Einstein bersama istri menggunakan kapal pesiar SS Kitano Maru 北野丸號 mengunjungi Hong Kong dan pada tanggal 9 November 1922 sebelum ia menuju ke Jepang untuk melakukan penelitian dan pidato.
Mampir wilayah Hong Kong untuk mengunjungi komunitas Yahudi
Pada waktu itu Einstein dan istrinya di jamu oleh pengusaha etnis Yahudi di Hong Kong untuk mengunjungi tempat-tepat wisata seperti The Peak, Repulse Bay dan lainnya. Sebuah media di Hong Kong yaitu The Hong Kong Telegraph memberitakan bahwa Einstein sangat terkesan dengan pemandangan di Hong Kong dan membuat dia teringat dengan salah satu kampung halaman dia di Swiss. Sebenarnya Einstein tidak pandai berbahasa Inggris, namun dengan bantuan istrinya maka pada akhirnya wawancara tersebut berjalan dengan lancar. Selain menemui komunitas pengusaha Yahudi di Hong Kong dan mengelilingi beberapa tempat wisata, serta diwawancarai oleh wartawan melalui telepon, Einstein dan istrinya tidak melakukan aktivitas lain dan keesokan harinya berangkat menuju Jepang.
Kunjungan ke dua kali adalah ketika dalam perjalanan kembali dari Jepang ke Eropa ia kembali singgah di Hong Kong pada tanggal 5 Januari 1923 dan menghadiri komunitas etnis Yahudi di Hong Kong untuk merayakan Albert Einstein mendapatkan Nobel Fisika (Nobel Prize in Physics) dan sama seperti sebelumnya hanya menginap di Hong Kong 1 malam dan keesokan harinya meneruskan perjalanan kembali ke Eropa.
Buku harian Albert Einstein yang diterbitkan pada tahun 2018 mengubah pandangan banyak orang terhadap dia
Pada tahun 2018, salah satu perusahaan publikasi terbesar di Amerika Serikat yaitu Princeton University Press menerbitkan sebuah buku yang berisi terjemahan dari buku harian yang ditulis oleh Einstein ketika ia melakukan perjalanan ke wilayah Asia dan beberapa negara lainnya pada tahun 1922-1923 berjudul The Travel Diaries of Albert Einstein: The Far East, Palestine & Spain 1922-1923). Sebagian besar pembaca beranggapan bahwa dalam isi buku harian Einstein terdapat banyak kata-kata yang bersifat diskriminasi terhadap etnis-etnis di Asia. Buku tersebut membawa banyak kritik dari banyak orang yang beranggapan Einstein tidak mempunyai etika yang baik dan sangat diskriminatif.
Dalam buku harian tersebut juga menceritakan kesan dan perasaan Einstein ketika mengunjungi Hong Kong. Kesan Einstein pada hari pertama di Hong Kong adalah "….. orang yang menderita, pria dan wanita setiap hari demi US 1 cent mereka harus menghancurkan dan memindahkan batu-batu yang berat. Etnis Chinese di Hong Kong yang sangat produktif dalam mempunyai anak ini terus menerus menerima hukuman seperti sebuah mesin, tetapi saya merasa mereka terlalu bodoh untuk sadar akan hal ini. Melihat hal tersebut saya merasa sedih."
Dalam buku harian tersebut, pada hari ke dua ketika Einstein bersama istrinya mengunjungi wilayah Kowloon, iya berkata "Orang-orang yang sangat rajin, kotor, tidak bersemangat atau dingin, rumah yang dibangun dengan model yang sama, balkon seperti sarang lebah, semua bangunan berdempetan, sangat membosankan …… etnis Chinese makan tidak duduk di kursi panjang, tetapi berjongkok seperti orang Eropa yang sedang membuang air kecil dan besar ketika di hutan …… anak kecil pun tidak bersemangat, terlihat dingin ……"
Selain itu Einstein juga menulis kesan lain terhadap penduduk etnis Chinese di Hong Kong yaitu: "Pria dan wanita terlihat sama, saya tidak mengerti apakah daya tarik wanita di sini untuk pria yang menyebabkan mereka mempunyai daya untuk beranak cucu yang sangat mengejutkan."